Rabu, 27 Februari 2013

Musim seperti ini tidak akan kekal II

Badanku mulai bergetar hebat
Angin tak kunjung berhenti
Air mataku mulai menetes 
Hujan deras yang tak pernah usai


Aku menunduk sebentar , aku ingin berdoa 
Lalu perlahan , air mata ini jujur dan bercerita tanpaku meminta
Telah kuusap perlahan , tapi apa daya
Semua telah terjadi dan semkin memuncak keadaan ini

Diam diam , aku menolehkan kepala
Dia tidak ada disekitarku , kemana dia ? - batinku bertanya tulus
Wajar saja tubuh ini semakin lemah dan mulai terjatuh
Dia tidak berdiri dengan kokohnya lagi disampingku

Kemana keteduhan yang biasa aku rasakan
Kemana ketenangan akan sosoknya disampingku
Kemana keamanan yang biasa aku rasakan
Dan kemana sandaranku saat aku mulai lelah dan terjatuh

Mungkin sudah lama aku menatap kesana
Menatap kelaut lepas ditemani terbit dan tenggelamnya mentari
Sehinggi sosok nya hilang tanpa kusadari
Aku rindu , yah ternyata tidak hanya aku yang mengatakan demikian
Hati Otak Perasaan semua berkompromi dan menyetujui demikian

Aku melihat kebelakangku
Ternyata dia disana , tepat dibelakangku
Dia tetap kokoh berdiri
"Tapi kenapa ia berpindah" - tanyaku lirih

Mungkin ia sudah capai menemaniku
Mungkin ia sudah mulai letih disampingku
Mungkin ia sudah mulai bosan disini
Ia , ialah batu karang yang dahulu aku ceritakan kepada kalian . Ia karang kokohku


"Karang sejenuh apapun , secapai apapun , sebosan apapun , dan semarah apapun kau kepadaku ?
Aku selalu disini menatapmu dari kejauhan , berdoa untukmu , dan selalu menjaga mu dalam setiap doaku"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.